Pojok Rohani Rabu, 12 Agustus 2020

Dia Selalu Menyelamatkan Umat-Nya

Pojok Rohani Rabu, 12 Agustus 2020

 

Saudara dan saudari yang terkasih, Berkah Dalem.

Saya ingin mengawali renungan ini dengan sebuah refleksi iman dari St. Ireneus, “Yang dicari Tuhan ialah iman, ketatan dan kesucian, demi keselamatan umat-Nya sendiri.”

Iman kekristenan kita luar biasa. Kita diajak untuk tidak memperjuangkan kesucian untuk keselamatan diri sendiri tetapi kita berjuang untuk membawa sebanyak mungkin orang kepada keselamatan. Apa yang terbaik bagi kita, itu juga yang kita harapkan dan mohonkan untuk orang lain.

Hari ini lewat Injil Matius, Yesus juga menegaskan hal yang sama. Yesus menasehati kita untuk berusaha dengan berbagai cara dan tidak bosan-bosannya membawa kembali sesama yang tersesat ke jalan yang benar yakni kepada Tuhan.  Yesus memberikan teknik bagaimana kita dapat saling tolong-menolong, tidak hanya secara fisik seperti bantuan materi tetapi kita saling menolong secara Rohani untuk  menyelamatkan satu sama lain, lewat doa, sapaan-sapaan persaudaraan dan teguran-teguran rohani sebagai salah satu bentuk pertolongan untuk membawa kita semua kepada keselamatan yang ditawarkan oleh Yesus.

            Saudara dan saudari yang terkasih, Kristus Tuhan kita menghendaki agar kita hidup dalam kasih dan persaudaraan. Sebab dalam ikatan perseketuan iman, tujuan yang hendak dicapai bersama yakni keselamatan bagi semua orang. Tuhan tidak pernah tinggal diam. Ia melihat setiap penderitaan yang kita alami dan selalu mendengarkan seruan umat-Nya yang berkeluh kesah memohon pertolongan-Nya. Hal ini sesuai dengan sabda Yesus yang disabdakan-Nya bahwa ketika kita berkumpul dua atau tiga orang, Yesus hadir bersama kita.

            Bagaiamana dengan kesetiaan kita dalam keluarga, masyarakat atau lingkungan sekitar kita? Kita semua diajak untuk mengusahakan kesempatan untuk berdoa bersama. Dalam kegiatan-kegiatan rohani, kita bertemu saling mendoakan satu sama lain, saling meneguhkan dalam iman, dan saling berbagi dari apa yang kita miliki. Kita diajak untuk bergandeng tangan bersama dalam peziarahan ini, untuk menempuh tujuan keselamatan yang sama. Apakah kita sudah mendoakan orang lain untuk selamat atau kita malah mendoakan orang untuk celaka? Ketika memberikan teguran kepada orang lain, apakah kita melakukannya karena kita mengasihi orang tersebut ataukah menjadi sarana untuk meluapkan kebencian kita? Ketika sesama sedang “jatuh” apakah kita akan menolongnya ataukah justru bergembira melihat penderitaannya? Saudara dan saudari, marilah kita menempatkan Kristus sebgai pusat hidup kita demi terciptanya kesatuan dalam persaudaraan seperti yang dikendaki oleh-Nya. Di saat kita berdoa untuk orang lain, Allah akan memberikan berkat-Nya tanpa kita meminta. Karena kita sudah lebih mementingkan doa kita untuk kebutuhan orang lain dari pada kebutuhan kita sendiri. Tuhan memberkati kita semua.

 

 

Sr. M. Pasifica, OSF