Tetaplah Memancarkan Berkat kepada Semua Orang
Pojok Rohani Sabtu, 18 Juli 2020
Bapak, Ibu, Saudara-saudari semua, Salam sejahtera.
Setiap manusia diciptakan oleh Allah, baik adanya. Akan tetapi manusia juga diberi kebebasan oleh Allah untuk memilih jalan mana yang akan dilaluinya. Ada yang memilih berbuat baik.
Ada pula yang memilih hidup dalam kejahatan. Injil yang kita dengarkan hari ini mengisahkan tentang orang-orang Farisi yang sedang bersekongkol dan mengatur rencana untuk membunuh Yesus. Mereka memilih melakukan perbuatan yang jahat. Akan tetapi apa yang dilakukan Yesus ketika mengetahui bahwa orang-orang Farisi sedang bersekongkol untuk membunuhNya? Yesus menyingkir dari mereka. Hal tersebut dilakukan Yesus bukan karena Ia takut. Yesus menghindar karena ingin menunjukkan dan mengajarkan kepada kita bahwa kejahatan haruslah dibalas dengan kebaikan bukannya dengan kejahatan juga. Dalam Injil juga ditampakkan tentang kebaikan Yesus yang dikaruniakan kepada orang-orang yang mengikuti-Nya. Orang-orang banyak tersebut mendapatkan rahmat kesembuhan dari-Nya. Semua orang disembuhkan-Nya entah dia baik atau jahat.
Dalam kehidupan sehari-hari kadang kita pun berjumpa dengan orang-orang yang memiliki maksud tidak baik terhadap kita. Meskipun kita mengetahui situasi di mana mereka menunjukkan niatan yang tidak baik, kita justru diajak untuk tetap mengasihi-Nya. Ketika kita membalas keburukan mereka dengan sikap yang sama, maka kita pun juga akan menjadi mereka. Artinya mungkin kita akan lebih disebut sebagai orang yang lebih buruk. Akan tetapi jika kita tetap berbuat baik, maka aura kebaikan dari hati kita akan memancarkan energi positif bagi orang-orang di sekitar kita dan juga bagi bumi kita.
TUHAN, jadikanlah aku pembawa damai.
Bila terjadi kebencian, jadikanlah aku pembawa cinta kasih.
Bila terjadi penghinaan, jadikanlah aku pembawa pengampunan.
Bila terjadi perselisihan, jadikanlah aku pembawa kerukunan.
Bila terjadi kesesatan, jadikanlah aku pembawa kebenaran.
Bila terjadi kebimbangan, jadikanlah aku pembawa kepastian.
Bila terjadi keputus-asaan, jadikanlah aku pembawa harapan.
Bila terjadi kegelapan, jadikanlah aku pembawa terang.
Bila terjadi kesedihan, jadikanlah aku pembawa sukacita.
Ya Tuhan Allah,
ajarlah aku untuk lebih suka menghibur daripada dihibur;
mengerti daripada dimengerti;
mengasihi daripada dikasihi;
sebab dengan memberi kita menerima;
dengan mengampuni kita diampuni,
dan dengan mati suci kita dilahirkan ke dalam Hidup Kekal.
Amin.
Sr. M. Amanda, OSF