Menjadi Pengikut-Nya yang Rendah Hati
Pojok Rohani Rabu, 15 Juli 2020
Bapak, Ibu, Saudara-saudari yang dicintai Tuhan, selamat berjumpa kembali dalam pojok renungan kita hari ini.
Kata kunci renungan kita hari ini adalah kerendahanhati. Setiap orang pasti memiliki kelebihan atau seringkali disebut dengan talenta. Tuhan memberi kita kelebihan agar kita menjadi alat-Nya untuk berbagi kebaikan dan dapat bermanfaat bagi sesama. Ketika lahir, kita tidak membawa apa-apa. Akan tetapi karena adanya orang-orang di sekitar, membuat kita menjadi semakin berkembang.
Dari kehadiran mereka kita mendapatkan pakaian, bahkan diberi nama yang indah, mendapatkan perhatian dan perlindungan, serta kasih sayang. Bahkan jika sudah tiba pada waktunya bagi kita untuk kembali ke hadapan-Nya, kita akan dibantu oleh orang lain untuk masuk ke liang lahat, tempat persemayaman yang terakhir.
Bacaan yang kita renungkan hari ini, khususnya dari bacaan pertama (Yes. 10:5-7) mengajak kita untuk tidak menyombongkan diri. Dalam bacaan Injil (Mat. 11:25-27), Tuhan menunjukkan kepada kita tentang keistimewaan menjadi orang yang rendah hati dan kecil di hadapan Tuhan. Janganlah menjadi sombong karena kekayaan dan kedudukan yang kita miliki. Jangan pula menjadi minder karena kemiskinan dan hinanya diri kita. Kita ini ibaratnya sebagai seorang pendatang di dunia dan semua yang kita miliki saat ini hanyalah pinjaman. Bagi kita, hidup yang sesungguhnya adalah situasi dimana kita mengalami kebersamaan dengan Sang Pencipta.
Hari ini kita juga dapat belajar dari keutamaan St. Bonaventura yang merupakan seorang pengikut St. Fransiskus Asisi yang terkenal akan dengan kerendahanhatinya. Sejak masa mudanya, St. Bonaventura telah mendapat begitu banyak karunia yakni memiliki pengetahuan yang luas. Akan tetapi semua itu tidak membuatnya menjadi lupa kepada Allah Sang Sumber Karunia. St. Bonaventura memberikan banyak waktunya untuk mengkontempletasikan sengsara Kristus. Dari pengalaman dan olah rohaninya inilah, maka ia menjadi orang yang mempunyai kedekatan secara intim dan personal dengan Bunda Tersuci.
Hari ini sekali lagi kita semua diajak untuk semakin rendah hati. Tetaplah bersyukur dalam segala keadaan yang dialami. Percayalah bahwa dibalik pengalaman hidup, kehebatan, keberhasilan ataupun kegagalan yang kita alami saat ini terdapat kekuatan Tuhan yang senantiasa menyertai langkah dan perjalanan kita. Tuhan yang tidak akan pernah meninggalkan kita. Amin.
Sr. M. Amanda, OSF