Pojok Rohani Kamis, 9 Juli 2020

Gelas yang Kosong

Pojok Rohani Kamis, 9 Juli 2020

 

 

 

Saudara dan Saudari yang terkasih dimanapun anda berada, Berkah Dalem.

Sebuah analogi sederhana yang mungkin sering kita dengar tentang “gelas yang kosong” dan “gelas yang penuh”. Jika kita memiliki gelas kosong, maka kita dapat mengisinya dengan air sampai gelas itu penuh. Namun jika gelas yang kita miliki sudah penuh, kita tidak dapat mengisinya lagi.

“Gelas yang kosong” adalah perumpamaan tentang seseorang yang haus akan ilmu dan siap diisi oleh berbagai nasehat, kebaikan, ataupun oleh kebenaran dan siap untuk menuangkan isinya dan menjadi kosong kembali. Sedangkan “Gelas yang penuh” adalah perumpamaan orang yang merasa ilmunya sudah cukup sehingga menutup kemungkinan untuk di isi sesuatu yang baru. Hari ini, Yesus meminta para murid untuk berbagi berkat dan rahmat yang telah mereka peroleh. Rahmat yang Cuma-Cuma harus dibagi pula dengan Cuma-Cuma. Para murid sudah menerima rahmat yang melimpah. mereka yang sudah merasakan menjadi “Gelas yang penuh”  disuruh menjadi “Gelas yang kosong” dengan menyediakan diri untuk pergi mewartakan kabar sukacita. Bukan hanya itu, para murid pun diharapkan untuk mampu meninggalkan segala harta miliknya yang hanya akan menjadi penghalang ditengah jalan. Dengan begitu mereka dapat di isi kembali dengan rahmat yang lebih melimpah. Kita pun dipanggil utuk menjalani perutusan yang sama dengan para rasul, yaitu mewartakan kabar sukacita dengan menyediakan diri dari yang “Penuh” menjadi yang “Kosong”. sebab rahmat yang kita peroleh bukan hanya untuk diri kita sendiri tetapi untuk dibagikan kepada sesama.

Menjadi refleksi bagi kita, apakah kita sekarang menjadi “gelas yang penuh” tapi siap untuk menjadi “gelas yang kosong” atau kita masih merasa aman dan nyaman menjadi gelas yang penuh?

 

 

 

 

Sr. M. Theresina, OSF