Doa yang Paling Sempurna
Pojok Rohani Kamis, 18 Juni 2020
Ibu, Bapak, dan Saudara Saudariku yang terkasih dalam Kristus, Berkah Dalem.
Kita semua yang telah menerima rahmat Baptis, diangkat oleh Allah menjadi anak-anak-Nya yang terkasih. Yesus, Saudara Sulung kita, mengajarkan kita untuk berani memanggil Allah dengan sebutan Bapa. Doa Bapa Kami, yang diyakini sebagai doa Tuhan Yesus sendiri, diajarkan kepada kita, agar kita juga mengalami kedekatan dengan Bapa, sebagaimana Yesus dengan Bapa-Nya.
Dalam Injil hari ini, Yesus mengingatkan kita untuk tidak bertele-tele dalam doa kita. Allah tidak memerlukan banyak kata dalam doa kita, karena Ia sudah mengetahui apa yang kita butuhkan bahkan sebelum kita meminta kepada-Nya. Ia hanya ingin, kita membuka hati dan diri kita sungguh-sungguh saat berbincang dengan-Nya dalam doa. Oleh karena itulah, Yesus membagikan doa pribadi-Nya dengan kita.
Santo Thomas Aquinas mengungkapkan bahwa Doa Bapa Kami merupakan doa yang paling sempurna. Doa Bapa Kami lebih dari sebuah doa, tetapi merupakan jalan yang mengarah secara langsung ke hati Bapa kita.[1] Dalam doa ini, kita memohon kepada Allah, bukan hanya untuk diri kita sendiri, tetapi juga agar kita mampu melayani Allah sesuai dengan kehendak-Nya. Kita juga diajak untuk berani mengampuni sesama kita, agar kita pun mengalami kasih Bapa yang penuh kerahiman.
Marilah kita melihat kembali bagaimana cara kita berdoa, apakah doa hanya sekedar meminta Tuhan memenuhi segala keinginan kita? Ataukah, doa sudah mengubah cara pikir dan cara hidup kita? Dengan setiap hari mendaraskan doa Bapa Kami, apakah kita menyadari bahwa siapapun kita, kaya atau miskin, tuan atau hamba, pemimpin atau rakyat jelata, memiliki satu Bapa yang sama dan kita semua adalah saudara?
Marilah kita mendaraskan Doa Bapa Kami dengan sepenuh hati, meresapkannya dan menjadikannya nyata dalam hidup harian kita, sehingga kuasa doa sungguh mampu mengubah hidup kita menjadi semakin berkenan kepada Allah dan sesama.
Tuhan memberkati.
Sr. M. Yvonne, OSF
[1] Youcat Indonesia-Katekismus Populer, hlm. 289