Iman yang Berbuah Berkat yakni Iman yang Diwujudkan Secara Konkret
Minggu Paskah V, 9-10 Mei 2020
Saudara-saudara yang terkasih, Berkah Dalem.
Dalam menjalankan berbagai macam pekerjaan, kita semua dituntun untuk senantiasa fokus. Ketika kita fokus, maka itu menandakan bahwa kita mengerjakan pekerjaan tersebut dengan kesungguhan dan semangat. Seandainya kita tidak fokus dalam melakukan sesuatu maka pekerjaan tersebut dimungkinkan pasti tidak akan berjalan dengan baik, bahkan hasilnya pun akan kurang optimal.
Hari ini dalam bacaan I (Kisah Para Rasul) dikisahkan bagaimana para Rasul memilih 7 orang untuk dipilih menerima tugas perutusan sebagai pembantu para Rasul. Dalam sejarah Gereja, ketujuh orang tersebut kemudian akan disebut sebagai Diakon bukan prodiakon. Diakon merupakan tahap akhir bagi para frater (calon imam) sebelum nantinya ditahbiskan menjadi imam. Dalam bacaan I, dijelaskan bahwa maksud dipilihnya para diakon untuk pelayanan meja. Artinya tugas seorang diakon yakni berkaitan soal pelayanan kepada umat. Tugas seorang Diakon pada saat ini pun juga masih sama yakni menjadi pembantu dari para Uskup dan imam. Dalam hal ini, terpilihnya ketujuh Diakon juga menggambarkan bahwa karya perutusan para murid tidak hanya berkutat soal kegiatan peribadatan saja, melainkan juga di bidang pelayanan sosial.
Saudara-saudara yang terkasih, sejak awal perutusan para murid Kristus yakni mewartakan kabar sukacita atau Injil kepada semua orang. Dari ini saja, dapat dimaknai bahwa kehadiran Gereja di dunia ini bukan hanya selalu terkait soal kegiatan peribadatan saja, melainkan diutus untuk membawa terang kepada dunia. Bagi kita semua sebagai murid Kristus, mengembangkan hidup rohani memang penting, akan tetapi jangan lupa bahwa kita pun diutus untuk memperhatikan sekitar kita. Kita lihat situasi saat ini. Di tengah penyebaran pandemik virus corona ini, kita melihat bagaimana Gereja ikut terlibat dan berperan serta menjadi berkat bagi sesama yang terdampak. Banyak paroki sudah memberikan contoh yang baik dengan membagikan bantuan kepada umat. Dan yang pasti bantuan yang diberikan tidak hanya berkutat untuk umat katolik saja, melainkan bersifat universal atau juga menyasar bagi siapa saja. Oleh karena itu menjadi semakin jelas bahwa kita sebagai murid Kristus hendaknya dapat hidup yang seimbang. Artinya antara hidup rohani dan hidup sosial harus dapat dilakukan bersama-sama. Hidup rohani yang tidak tidak dibarengi dengan perwujudan dan cara hidup sosial yang baik, maka doa-doa kita belumlah berbuah. Oleh karena itu permenungan yang dapat kita renungkan bersama adalah, apakah hidup keberimananku sudah seimbang? Bagaimana aku mewujudkan hidup doaku secara konkret dalam situasi saat ini?
Saudara-saudara yang terkasih, kita semua diajak untuk semakin kreatif untuk menjadi pewarta kabar sukacita kepada banyak orang. Jangan takut bahwa berkat yang kita bagikan kepada sesama tidak akan membuat diri kita menjadi berkekurangan, justru akan dilipatgandakan oleh Allah. Tuhan memberkati kita semua, Berkah Dalem.
Rm. Lukas Ivan Sanjaya, Pr