Kehadiran Yesus Memperbaiki Jembatan antara Manusia dengan Allah
Renungan Pojok Rohani Kamis Pekan Paskah II
Saudara, saudari yang terkasih, Berkah Dalem.
Rasa syukur yang tak terhingga, kita persembahkan kepada Allah Sang Pencipta sebagai pujian istimewa bagi kemuliaan-Nya, sebab Ia masih memperkenankan kita untuk menikmati lagi kehidupan di hari ini. Allah senantiasa membuka lembaran kehidupan baru bagi kita. Oleh karena itu marilah kita gunakan kesempatan ini dengan mewartakan kebaikan dan berkat dalam seluruh aktivitas kita sepanjang hari ini.
Injil hari ini masih mengisahkan mengenai percakapan yang terjadi antara Yesus dan Nikodemus. Hari ini Yesus menjelaskan bahwa “Siapa yang datang dari atas, ada di atas semuanya, dan siapa yang berasal dari bumi, termasuk pada bumi dan berkata-kata dalam bahasa bumi.” Dalam hal ini perikop Injil Yohanes mengajak kita untuk merenungkan bahwa Yesus merupakan tanda dan kehadiran kasih Allah di dunia ini yang membawa keselamatan bagi seluruh ciptaan.
Surga dan bumi adalah dua ruang yang berbeda. Dalam benak atau pemahaman kita, surga selalu kita identikkan dengan suasana yang penuh dengan keindahan, kedamaian dan sukacita karena di sana terdapat Allah yang meraja. Sedangkan apa yang terjadi di bumi, tentunya kita hafal suasananya. Hal ini karena kita saat ini masih berada dan menjalani peziarahan di dunia ini. Mungkin berbagai peristiwa dan permasalahan masing sering kita alami, baik situasi yang menggembirakan maupun yang menyedihkan. Tidak jarang pula kita jatuh dalam kedosaan sehingga membuat kita semakin jauh dari suasana surga yang senantiasa kita harapkan kelak. Meskipun demikian kita perlu bersyukur, sebab berkat wafat dan kebangkitan Kristus, kita kembali didamaikan dengan Allah. Jembatan yang sebelumnya menghubungkan relasi kita dengan Allah hancur karena dosa kini telah tersambung kembali. Itulah berkat Allah yang luar biasa yang dikaruniakan kepada kita semua. Maka pertanyaan yang bisa kita renungkan bersama yakni apakah kita pun juga mampu menjadi saksi dari kisah kasih Allah ini? Apakah kita dapat menjadi saksi kebangkitan Kristus kepada orang lain? Apakah kita dapat mewartakan sukacita Kasih-Nya sehingga semua orang semakin dapat mengenal dan merasakan berkat keselamatan-Nya?
Sr. M. Pasifica, OSF